Posted by : Adam Nazmul
Selasa, 04 Juni 2013
Dibawah
ini saya akan menjelaskan tentang evaluasi, adapun sub-sub materi yang akan
dibahas secara mendalam, yaitu mengenai evaluasi empiris, perancangan
eksperimen, pengumpulan data.
Evaluasi
Evaluasi adalah menilai dampak dari serangkaian kerja dan
tingkat yang sudah dicapai dalam rentang waktu tertentu. Evaluasi juga dapat
diartikan sebagai upaya mengukur relevansi, efisiensi dan efektivitas program.
Ia mengukur apakah atau seberapakah masukan atau layanan program telah
memperbaiki kualitas kehidupan manusia. Dan evaluasi merupakan kegiatan yang
dibatasi waktu, yang bertujuan untuk menilai sesuatu hal dengan perbandingan
pada serangkaian kriteria tertentu (hasil yang diharapkan).
Pengenalan Evaluasi Empiris
Evaluasi Empiris yaitu melihat apa dan bagaimana konsep dan
framework pelaksanaan mitigasi bencana di provinsi dan kabupaten. Pendekatan
empiris merupakan pendekatan yang dapat digunakan untuk memperoleh data
lapangan dan memetakan strategi mitigasi bencana di beberapa tingkatan
pemerintahan yang berlaku selama ini. Hasil pemetaan ini juga akan menjadi
dasar untuk memilah dan menganalisa kegiatan mitigasi bencana di sejumlah
departemen/lembaga dan pemerintah daerah.
Pendekatan Evaluasi Kebijakan.
Di
dalam melakukan evaluasi terhadap suatu program/kebijakan, dapat digunakan
sejumlah pendekatan yang berbeda yang tentunya akan mempengaruhi indikator yang
digunakan, antara lain:
1.
Pendekatan berdasarkan sistem nilai
yang diacu.
2.
Pendekatan berdasarkan dasar
evaluasi.
3.
Pendekatan berdasarkan kriteria
evaluasi.
1. Pendekatan Berdasarkan
Sistem Nilai yang Diacu.
Pendekatan berdasarkan sistem nilai yang diacu ada tiga
jenis, yaitu evaluasi semu, evaluasi teori keputusan dan evaluasi formal.
·
Evaluasi Semu (Pseudo Evaluation)
Sifat dari Evaluasi semu ini adalah
melakukan penilaian berdasarkan parameter tertentu yang secara umum disepakati
(self evident) dan tidak kontroversial (uncontroversial). Hasil evaluasinya
mudah diterima oleh publik dan tidak terlalu rumit (complicated). Penilaiannya
berkisar antara gagal atau berhasil. Pseudo evaluation ini seringkali dijadikan
sebagai salah satu metode monitoring.
·
Evaluasi Teori Keputusan (Decision Theoretic Evaluation/
DTE)
Sifat dari DTE adalah melakukan
penilaian berdasarkan parameter yang disepakati oleh pihak-pihak yang terkait
secara langsung/pihak yang bersitegang. Sistem nilainya juga berdasarkan
kesepakatan antara pihak yang bersitegang. Biasanya berkisar antara benar atau
salah.
·
Evaluasi Formal (Formal Evaluation)
Sifat dari evaluasi formal adalah
melakukan penilaian berdasarkan parameter yang ada pada dokumen formal seperti
tujuan dan sasaran yang tercantum dalam dokumen kebijakan rencana tata
ruang, peraturan perundang-undangan dan sebagainya.
Dalam evaluasi formal, metode yang
ditempuh untuk menghasilkan informasi yang valid dan reliable ditempuh dengan
beberapa cara antara lain:
·
Merunut legislasi (peraturan
perundang-undangan).
·
Merunut kesesuaian dengan kebijakan
yang tercantum pada dokumen formal yang memiliki hierarki diatasnya.
·
Merunut dokumen formal (kesesuaian
dengan hasil yang diharapkan /tujuan dan sasaran).
·
Interview dengan penyusun kebijakan
atau administrator program.
Evaluasi formal terbagi atas 2
jenis, yaitu summative evaluation dan formative evaluation. Summative
evaluation adalah upaya untuk mengevaluasi program/kegiatan yang telah
dilakukan dalam kurun waktu tertentu, umumnya dilakukan untuk
mengetahui/mengevaluasi program/kegiatan yang relatif sering dilakukan
dan karena indikatornya tetap/baku. Formative evaluation adalah upaya
untuk mengevaluasi pelaksanaan program/kegiatan secara kontinyu, karena
merupakan program/kegiatan yang relatif baru dan indikatornya dapat berubah-rubah.
2. Pendekatan Berdasarkan Dasar
Evaluasi
Pendekatan
berdasarkan dasar evaluasi ada 6 jenis yaitu:
·
Before vs after comparison
(pembandingan antara sebelum dan sesudah).
·
Karakteristik dari pendekatan jenis
ini antara lain hanya berlaku untuk satu komunitas yang sama dengan membandingkan kondisi sebelum
dan sesudah adanya intervensi.
·
With vs without comparisons
(pembandingan antara dengan atau tanpa intervensi).
·
Karakteristik dari pendekatan jenis
ini antara lain hanya berlaku untuk lebih dari satu komunitas (>1)
dengan membandingkan antara komunitas yang diberi intervensi dengan komunitas
yang tidak diberi intervensi dalam waktu yang bersamaan.
·
Actual vs planned performance
comparisons (pembandingan antara kenyataan dengan rencana).
·
Karakteristik dari pendekatan jenis
ini antara lain membandingkan antara rencana dengan kenyataan di lapangan
(sesuai atau tidak).
3. Pendekatan Berdasarkan
Kriteria Evaluasi
Pendekatan
berdasarkan kriteria evaluasi terbagi atas 6 indikator, yaitu:
·
Efektivitas
Penilaian
terhadap efektivitas ditujukan untuk menjawab ketepatan waktu pencapaian hasil/
tujuan. Parameternya
adalah ketepatan waktu.
·
Efisiensi
Penilaian terhadap efisiensi ditujukan untuk
menjawab pengorbanan yang minim (usaha minimal)
untuk mencapai hasil maksimal. Parameternya adalah biaya, rasio, keuntungan dan
manfaat.
·
Equity / pemerataan
Penilaian terhadap equity ditujukan
untuk melihat manfaat dan biaya dari kegiatan terdistribusi secara proporsional
untuk aktor-aktor yang terlibat.
·
Responsiveness
Penilaian terhadap responsiveness
ditujukan untuk mengetahui hasil rencana/kegiatan/kebijaksanaan sesuai dengan
preferensi/keinginan dari target grup.
·
Appropriateness/ketepatgunaan
Penilaian terhadap ketepatgunaan ditujukan untuk mengetahui
kegiatan / rencana / kebijaksanaan tersebut memberikan hasil / keuntungan dan
manfaat kepada target grup. Standar tingkat keuntungan dan manfaat sangat
relatif sesuai dengan sistem nilai yang berlaku pada target grup tersebut.
Perancangan eksperimen
·
Between-Groups (Randomized)
1. Masing-masing subyek diberikan kondisi yang berbeda yakni
kondisi eksperimen dan control.
2. Keuntungan perancangan ini adalah setiap user menghasilkan
satu kondisi.
3. Kerugiannya adalah dengan semakin banyak jumlah subyek yang
tersedia akan menyebabkan hasilnya akan berkurang dan perbedaan antar setiap
individu akan membuat bias hasil. Hal ini dapat diatasi dengan memilih dengan
hati-hati subyek yang dipilih dan menjamin setiap kelompok di masyarakat
terwakili.
·
Within-Groups
1. Setiap user akan menampilkan kondisi yang berbeda.
2. Jumlah user yang tersedia lebih sedikit.
3. Pengaruh dari subyek lebih sedikit.
Partisipasi, ERD & Etika
Implementasi metode perancangan
partisiparif (participatory design) dalam mencari kata perintah dalam Bahasa
Indonesia. Untuk studi ini, kami ambil perangkat lunak pengolah kata (word
processor) sebagai contoh kasus. Skripsi ini termasuk dalam rumpun bidang
Interaksi Manusia-Komputer (IMK) atau Human Computer Interaction (HCI). Inti
dari skripsi ini adalah merancang dan membuat sebuah perangkat lunak sebagai
implementasi dari metode perancangan partisipatif dalam mencari nama kata
perintah, serta melakukan uji coba (eksperimen). Perancangan perangkat lunak
tersebut didahului dengan studi pustaka tentang metode perancangan
partisipatif, persoalan penamaan (naming problems), serta topik-topik lain yang
mendukung. Perangkat lunak yang kami buat dinamakan Perangkat Lunak Pencarian
Nama Menggunakan Perancangan Partisipatif, atau disingkat PERAN-AKTIF.
PERAN-AKTIF adalah perangkat lunak prototipe, dikembangkan pada komputer Apple
Macintosh dengan menggunakan perangkat lunak HyperCard versi 2.1, Macromind
Director versi 3.00, serta Macromind Accelerator. PERAN-AKTIF memiliki dua
tahapan kerja, yaitu pembuatan nama (generate names) dan pengevaluasian nama
(evaluated names) oleh para r esponden yang dilibatkan. Terakhir PERAN-AKTIF
diujicobakan kepada empat kelas responden dengan mengambil penamaan pada
perangkat lunak pengolah kata sebagai contoh kasus. Dari Skripsi ini dapat
dilihat bahwa persoalan penamaan pada pembuatan perangkat lunak merupakan
sebuah persoalan yang kompleks.
ERD (Entity Relationship Diagram).
ERD merupakan suatu model untuk
menjelaskan hubungan antar data dalam basis data berdasarkan objek-objek dasar
data yang mempunyai hubungan antar relasi. ERD untuk memodelkan struktur data
dan hubungan antar data, untuk menggambarkannya digunakan beberapa notasi dan
simbol. Pada dasarnya ada tiga simbol yang digunakan, yaitu :
·
Entiti
Entiti merupakan objek yang mewakili sesuatu yang nyata dan
dapat dibedakan dari sesuatu yang lain. Simbol dari entiti ini biasanya
digambarkan dengan persegi panjang.
·
Atribut
Setiap entitas pasti mempunyai elemen yang disebut atribut
yang berfungsi untuk mendeskripsikan karakteristik dari entitas tersebut. Isi
dari atribut mempunyai sesuatu yang dapat mengidentifikasikan isi elemen satu
dengan yang lain. Gambar atribut diwakili oleh simbol elips.
·
Hubungan / Relasi
Hubungan antara sejumlah entitas yang berasal dari himpunan
entitas yang berbeda. Relasi dapat digambarkan sebagai berikut :
Relasi yang terjadi diantara dua
himpunan entitas (misalnya A dan B) dalam satu basis data yaitu:
1.
Satu ke satu (One to one)
Hubungan relasi satu ke satu yaitu setiap entitas pada
himpunan entitas A berhubungan paling banyak dengan satu entitas pada himpunan
entitas B.
2.
Satu ke banyak (One to many)
Setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berhubungan
dengan banyak entitas pada himpunan entitas B, tetapi setiap entitas pada
entitas B dapat berhubungan dengan satu entitas pada himpunan entitas A.
3.
Banyak ke banyak (Many to many)
Setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berhubungan
dengan banyak entitas pada himpunan entitas B.
ETIKA DESKRIPTIF
Etika
deskriptif yaitu etika yang berusaha meneropong secara kritis dan rasional
sikap dan prilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia dalam hidup ini
sbagai sesuatu yang bernilai. Etika deskriptif memberikan fakta sebagai dasar
untuk mengambil keputusan tnatang prilaku atau siikap yang mau diambil. Etika
deskriptif merupakan penggambaran dan penelaahan secara utuh dan kritis tentang
tingkah laku moral manusia secara universal yang dapat kita temui sehari - hari
dalam kehidupan masyarakat. Cakupan analisanya berisikan sejumlah indikator -
indikator fakta actual yang terjadi secara apa adanya terhadap nilai dan
perilaku manusia dan merupakan suatu situasi dan realita budaya yang berkembang
di masyarakat. Hal hal yang berkaitan dengan adapt istiadat , kebiasaan
,anggapan – anggapan baik dan buruk tenggang sesuati hal,tindakan – tindakan
yang tidak boleh dilakukan dan boleh dilakukan oleh individu tertentu ; dalam
kebudayaan kebudayaan dan subkultur – subkultur tertentu yang terjadi dalam
suatu periode sejarah adalah merupakan kajian moralitas dalam Etika Deskriptif.
Telaah dalam Etika Deskriptif tidak memberikan interpretasi secara tajam dan
lugas, namun tidak melukiskan suatu fakta yang sedang terjadi dan berkembang dalam
suatu masyarakat tertentu. Etika Deskriptif hanya membahas dan memberikan
analisa penilaiannya atas kejadian tertentu.
ETIKA
NORMATIF
Etika normatif yaitu etika yang
berusaha menetapkan berbagai sikap dan pola prilaku ideal yang seharusnya
dimiliki oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai. Etika
normatif memberi penilaian sekaligus memberi norma sebagai dasar dan kerangka
tindakan yang akan diputuskan.Dalam perbincangan dan diskusi – diskusi yang
acapkali ditampilkan dan diugkapakan di media masa baik cetak , elektronik
maupun virtual, kaian Etika normative yang berkaitan dengan masalah moral
maerupakan topik bahasan yang paling menarik. Berbeda dengan etika deskriptif
yang bersifat penggambaran yang melukiskan sebuah peristiwa yang terjadi dan
berkembang di masyarakat. Para ahli etika normative dalam bahasannya tidak
bertindak sebagai penonton netral saja, tetapi yang bersangkutan melibatkan
diri dengan kajian penilaian tentang perilaku manusia. Penilaian baik dan buruk
mengenai tindakan individu atau kelompok masyarakat tertentu dalam etika
normatif selalu dikaitkan dengan norma – norma yang dapat menuntun manusia
untuk bertindak secara baik dan menghindarkan hal hal yang buruk sesuai dengan
kaidah dan norma yang disepakati dan berlaku di masyarakat. Dalam
pembahasan etika normative, seorang ahli memberikan suatu argumentasi
argumentasi yang mengemukakan latar belakang mengapa suatu perilaku dianggap
baik atau buruk sisertai analisis moral yang dianggap benar dan salah yang bertumpu
kepada norma – norma atau prinsip prinsip etis yang dapat dipertanggungjawabkan
baik secara keilmuan maupun empiris. Para hali memberikan penilaian objektif
yang mempertimbangkan seluruh situasi dari individu atau kelompok masyarakat
yang melakukan suatu tindakan didasari acuan – acuan yang meliputi kondisi
fisik, psikologi , pendidikan , budaya dan sebagainya. Nilai Normatif adalah
suatu hal yang preskretif (memerintahkan) , jadi merupakan suatu hal – hal yang
tidak dapat ditawar – tawar lagi karena memberlakukan suatu kondisi perilaku
individu atau kelompok masyarakat disadari oleh suatu penilaian moral.
ETIKA KHUSUS
Etika khusus, merupakan penerapan
prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang kehidupan yang khusus. Penerapan ini
bisa berwujud : Bagaimana saya mengambil keputusan dan bertindak dalam bidang
kehidupan dan kegiatan khusus yang saya lakukan, yang didasari oleh cara, teori
dan prinsip-prinsip moral dasar. Namun, penerapan itu dapat juga berwujud :
Bagaimana saya menilai perilaku saya dan orang lain dalam bidang kegiatan dan
kehidupan khusus yang dilatarbelakangi oleh kondisi yang memungkinkan manusia
bertindak etis : cara bagaimana manusia mengambil suatu keputusan atau
tindakan, dan teori serta prinsip moral dasar yang ada dibaliknya.
ETIKA PRIBADI
Menyangkut kewajiban dan perilaku
manusia terhadap diri sendiri untuk mencapai kesucian kehidupan pribadi,
kebersihan hati nurani dan yang berakhlak luhur. Perlu diperhatikan bahwa etika
individual dan etika sosial tidak dapat dipisahkan satu sama lain dengan tajam,
karena kewajiban manusia terhadap diri sendiri dan sebagai anggota umat manusia
saling berkaitan.
ETIKA SOSIAL
Mengenai kewajiban, sikap dan
perilaku sebagai anggota masyarakat yang berkaitan dengan nilai sopan santun,
tata krama dan saling menghormati. Etika sosial menyangkut hubungan manusia
dengan manusia baik secara langsung maupun secara kelembagaan (keluarga,
masyarakat, negara), sikap kritis terhadap pandangan-pandangana dunia dan
idiologi-idiologi maupun tanggung jawab umat manusia terhadap lingkungan hidup.
Dengan demikian luasnya lingkup dari
etika sosial, maka etika sosial ini terbagi atau terpecah menjadi banyak bagian
atau bidang. Dan pembahasan bidang yang paling aktual saat ini adalah sebagai
berikut :
·
Sikap terhadap sesama
·
Etika keluarga
·
Etika profesi
·
Etika politik
·
Etika lingkungan
·
Etika idiologi
Teknik pengumpulan data
·
Beberapa alat pengumpulan data yang
lazim dipakai:
a) Focus Group Discussions (FGD)
b) Wawancara (Interview)
c)
Survei
d) Kuesioner
e) Data Sekunder (hasil riset, sensus, berita media, laporan
resmi, dll)
f)
Laporan Proyek/Staf
g) Review/Assessment workshop/rapat
h) Teknik PRA (mapping, matrix,venn diagrams, ranking/scoring
dll)
·
Pengumpulan dan analisis data
biasanya menyebutkan:
a) Unit analisis dari data yang akan dikumpulkan (individu,
keluarga, organisasi, komunitas, klinik-klinik, dll).
b) Kebutuhan pengelompokan data (berdasarkan gender, kelompok
etnik, lokasi).
c) Prosedur pengelompokan sampel dan populasi (random sampling,
sampling terarah (memilih berdasarkan kehendak kita), rekomendasi dari tokoh
masyarakat.
d) Teknik-teknik atau perangkat yang digunakan untuk mengambil
data (angket terstruktur, observasi langsung, panduan wawancara terstruktur,
perangkat untuk mengukur kualitas air, dll).
e) Waktu dan frekuensi pengumpulan data.
f) Bagaimana data akan dianalisis (metode kuantitatif seperti
tabulasi silang atau analisis regresi, atau metode kualitatif seperti analisis
isi).
Kesimpulan
:
Evaluasi
adalah menilai dampak dari serangkaian kerja dan tingkat yang sudah dicapai
dalam rentang waktu tertentu. Evaluasi juga dapat diartikan sebagai upaya
mengukur relevansi, efisiensi dan efektivitas program. Pendekatan empiris
merupakan pendekatan yang dapat digunakan untuk memperoleh data lapangan dan
memetakan strategi mitigasi bencana di beberapa tingkatan pemerintahan yang
berlaku selama ini. Jika mendengar evaluasi pasti ada perancangan eksperimen
atau planning yang bertujuan untuk mengantisipasi segala sesuatunya sesuai
dengan analisa dari objek yang bersifat subjektif, untuk mengumpulkan data
pengamatan. Dalam mengumpulkan data pengamatan dibutuhkan teknik khusus agar
data yang didapat realvan dan akurat, salah satu teknik nya adalah dengan
mengerti akan etika etika dalam meng-evaluasi suatu objek.
Sumber
·
Herizal, Nori, dan Fatima. Manual
Pemantauan dan Evaluasi. CSSP: Agustus 2004
· Toolkits. A Practical Guide to
Assessment, Monitoring, Review dan Evaluation. Save the Children: 1999
· Bahan Bacaan Pelatihan Monitoring
dan Evaluasi, diselenggarakan oleh CSSP untuk NGO-NGO mitra CSSP-USAID di
Jakarta, 2002