Archive for Oktober 2013



Pada tulisan kali ini saya akan berbagi pengalaman tentang hidup saya. Mengapa harus memilih judul “Tekad”, karena saya sendiri binggung untuk menentukan judul yang tepat untuk tulisan saya ini. Ini adalah kisah saya sewaktu kuliah, mari kita simak bersama.

Saya hanyalah anak biasa seperti anak-anak yang lainnya. Saya kuliah di Universitas Gunadarma, mengambil jurusan Sistem Komputer. Pada awalnya saya tidak mengetahui apapun tentang dunia komputer, maklum saya adalah lulusan SMA jurusan IPA, dan saya sangat menykai ilmu tentang antariksa pada saat SMA, walaupun di SMA tidak ada pelajaran itu, saya otodidak mempelajari ilmu antariksa. Baik kembali jalur, pada saat memulai perkuliahan di semester pertama, saya tidak mengalami kesulitan dalam pelajaran, karena pelajaran yang di bahas adalah pengulangan dari pelajaran yang pernah di pelajari di SMA. Namun setelah memulai pelajaran baru di semester kedua saya aga mengalami kesulitan, karena sebagian adalah masih dalam pelajaran SMA yang di ulang kembali dan sebagiannya adalah mulai masuk pada pelajaran jurusan yang saya ambil. Jujur saya tidak mengetahui dan memahami apa itu Software dalam komputer, apa lagi Hardware, karena waktu SMA tidak terlalu fokus pada pelajaran komputer, melainkan fokus di pelajaran eksak, dan sains. Ketika waktu saat itu lah saya merasa saya sangat bodoh, karena tidak mengetahui apa-apa tentang dunia komputer. Akhirnya saya bertekad pada diri saya sendiri kalau saya bisa. Akhirnya saya mulai mempelajari sedikit demi sedikit tentang software, dan pemrograman, serta hardware baik secara otodidak maupun mengikuti perkuliahan yang ada. Sekarang saya sudah semester 5, saya sudah mulai mengetahui dan memahami tentang dunia komputer, seperti software maupun hardware, jadi ketika saya ditanyai untuk masalah komputer saya tidak canggung lagi. Walau begitu saya akan tetap belajar agar dapat menambah pengalaman dan pengetahuan, dan nantinya saya bisa membagikan ilmu dan pengalaman yang saya miliki  kepada semua orang.

Inilah sedikit pengalaman tentang hidup saya, dengan niat dan tekad yang besar maka kita bisa melewati semua itu dengan tenang,  walaupun halangan dan rintangan sangat suli untuk kita arungi tapi bila kita sudah niat maka halangan sebesar apapun dapat kita lewati. Mungkin pesan dari saya adalah jangan pernah menyerah dalam mengarungi kehidupan, pasti ada jalan keluar dari setiap permasalahan yang kita hadapi, intinya tetap tenang, niat dan tekad yang kuat dimulai dari diri kita sendiri.

Tekad

Posted by : Adam Nazmul
Senin, 28 Oktober 2013
0 Comments


Tulisan ini dibuat untuk menganalisa kembali artikel yang berjudul “Sepak Terjang Bahasa Indonesia di Dunia Internasional”, apakah terdapat kesalahan dalam penulisan, penggunaan kata, tanda baca, dan tutur kata. Baiklah tanpa berlama-lama lagi kita simak kembali artikel yang akan di analisa dari artikel yang telah diposting sebelumnya.

Sepak Terjang Bahasa Indonesia di Dunia Internasional

Akhir tahun 2010, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia secara terbuka mengusulkan agar bahasa Indonesia menjadi salah satu bahasa resmi ASEAN. Setahun sebelumnya, delegasi DPR RI juga telah mengutarakan usul serupa. Indonesia pun secara resmi telah mengusulkan amandemen statuta ASEAN Inter Parliamentary Assembly (AIPA) agar bahasa Indonesia masuk dalam bahasa kerja AIPA, tentu saja selain Bahasa Inggris.

Pejabat Kementerian Luar Negeri Indonesia menyatakan ada 45 negara di dunia yang mengajarkan bahasa Indonesia di sekolah-sekolah luar negeri, misalnya Australia, Amerika Serikat, Kanada dan Vietnam. Di Australia, bahasa Indonesia menjadi bahasa populer keempat di mana tercatat sekitar 500 sekolah yang mengajarkan bahasa Indonesia. Di Vietnam, sejak akhir 2007, Pemerintah Daerah Ho Chi Minh City telah mengumumkan secara resmi bahasa Indonesia menjadi bahasa kedua. Jadilah Vietnam sebagai anggota ASEAN pertama yang menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi kedua di negaranya. Bahasa Indonesia di Vietnam disejajarkan dengan bahasa Inggris, Prancis, dan Jepang, sebagai bahasa kedua yang diprioritaskan.

Perlu kita akui, Bahasa Indonesia memang semakin diminati warga dunia. di Australia, bahasa Indonesia merupakan bahasa paling populer keempat. ada sekitar 500 sekolah pada tingkat pendidikan dasar yang mengajarkan bahasa Indonesia disana (187 diantaranya berada di Australia Barat), dan biasanya Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang wajib dipelajari di tingkat sekolah dasar. belum lagi jumlah perguruan tinggi yang menyediakan jurusan bahasa atau sastra indonesia, membuat Australia menjadi salah satu negara yang paling intens mengembangkan bahasa Indonesia. jadi tak heran bila di Australia kita menemukan anak – anak SD yang bisa menyapa kita dengan sapaan khas orang Indonesia ‘Selamat pagi, apa kabar?’

Terbang jauh ke benua Eropa, ada Italia yang juga memiliki minat mendalam terhadap bahasa Indonesia. hal ini dapat dilihat dari jumlah klub sepakbola asal negara tersebut yang telah meluncurkan situs resmi mereka dalam bahasa tanah air yang disebut – sebut sebagai bahasa tersulit ke – 3 di Asia ini. sejauh ini ada tiga klub Italia yang memiliki situs dalam bahasa Indonesia yaitu Juventus, Intermilan, dan AC Milan. 

Vietnam juga merupakan negara yang menghargai bahasa Indonesia. di Vietnam, posisi bahasa Indonesia sejajar dengan bahasa Inggris, Perancis dan Jepang sebagai bahasa resmi yang diprioritaskan. Bahkan sejak akhir 2007, pemerintah daerah Ho Chi Minh City menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi kedua setelah bahasa Vietnam, menempatkan Vietnam sebagai negara kedua setelah Indonesia yang menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi.

Jepang merupakan negara yang intens mendalami bahasa Indonesia. Tahun 1969 mendirikan Nihon-Indonesia Gakkai atau Perhimpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang. Anggota organisasi ini terdiri dari kalangan akademisi Jepang yang mengajar bahasa dan berbagai aspek tentang Indonesia di berbagai Universitas di Jepang. Sejak tahun 1992 organisasi ini mulai melakukan ujian kemampuan Bahasa Indonesia. Hingga kini tercatat lebih dari 12.500 peserta yang telah mengikuti tes kemampuan berbahasa Indonesia dalam berbagai level atau tingkatan. Sejarah pengajaran bahasa Indonesia di Jepang tidak lepas dari sejarah berdirinya Tokyo University of Foreign Studies (Tokyo Gaikugo Daigaku). Universitas yang didirikan pada tahun 1899 ini mulai mengajarkan bahasa Indonesia sebagai bahasa asing kedua setelah bahasa Inggris pada tahun 1922. Diikuti 3 tahun kemudian oleh Universitas Tenri yang mulai mengajarkan bahasa Indonesia pada tahun 1925. saat ini ada beberapa perguruan tinggi di Jepang yang membuka jurusan bahasa Indonesia antara lain Universitas Kajian Asing Tokyo, Universitas Tenri, Universitas Kajian Asing Osaka, Universitas Sango Kyoto, dan Universitas Setsunan. Sementara yang mengajarkan bahasa Indonesia sebagai mata kuliah pilihan ada lebih dari 20 perguruan tinggi di Jepang.

Potret di Dalam Negeri :

Itulah secuil perjalanan bahasa Indonesia di mata dunia. Tetapi, bagaimana dengan kenyataan fakta di Indonesia sendiri? Pusat bahasa Kemendiknas RI melaporkan bahwa minat masyarakat Indonesia untuk belajar mahir berbahasa Indonesia kalah jauh dibandingkan keinginan masyarakat untuk mahir berbahasa asing. Bahasa Indonesia tidak terlalu diminati alias sedang mengalami proses pengabaian. Dengan kata lain, bahasa Indonesia tidak dianggap penting untuk dipelajari dan hanya dijadikan bahasa tutur yang dipelajari secara alamiah karena faktor lingkungan. Demikian pula dengan sikap positif masyarakat Indonesia terhadap bahasa Indonesia yang berada di peringkat ketiga, tertinggal dibanding bahasa asing dan bahasa daerah. Kenyataan itu menunjukkan bahwa Bahasa Indonesia belum dapat menjadi lambang supremasi bahasa di tanah air sendiri. Usulan para petinggi negeri ini untuk menjadikan Bahasa Indonesia menjadi bahasa yang “lebih besar” rasanya beraroma sebagai usulan yang bersifat pencitraan Indonesia di mata luar negeri.

Bahasa Indonesia akan menjadi komoditas politik luar negeri untuk mencari dan menguatkan posisi Indonesia di kancah internasional. Hal itu tidak salah, bahkan menunjukkan “keunggulan” bahasa Indonesia. Tetapi, tindakan tersebut perlu dibarengi dengan penguatan penguasaan bahasa Indonesia di dalam negeri. Dengan penguatan bahasa Indonesia di semua lini kehidupan akan menciptakan bahasa Indonesia yang prima. Selain itu, negara pun mesti mendorong secara aktif upaya alih bahasa karya-karya intelektual Indonesia ke dalam bahasa internasional agar masyarakat dunia mengenali kualifikasi para pengguna bahasa Indonesia dan tertarik untuk mempelajari. Kita harus mengakui bahwa saat ini bahasa Indonesia belum menduduki peringkat diidolakan sebagai bahasa utama dari dunia akademik sampai dunia hiburan.

Kesan yang masih lekat dengan berbahasa Indonesia di mata masyarakat kita adalah kesan yang “alamiah-tradisional”, karena kita mempelajari bahasa Indonesia secara natural. Sejumlah survei pendidikan menyebutkan bahwa nilai yang diraih para pelajar pada mata pelajaran bahasa Indonesia tidak selalu mendekati sempurna. Sedangkan nilai pada mata pelajaran bahasa Inggris lebih tinggi. Kita harus menyadari bahwa bahasa Indonesia di negeri ini belum memiliki pamor untuk dijadikan ikon pencitraan negara di internasional. Di kandang sendiri, bahasa Indonesia masih kalah menarik dibandingkan dengan bahasa Inggris, bahkan bahasa Arab. Mahir berbahasa Inggris atau berbahasa Arab bagi orang Indonesia lebih mendatangkan kebanggaan daripada mahir berbahasa Indonesia. Kemahiran berbahasa Indonesia dianggap sesuatu yang lumrah, umum, dan tidak prestatif. Inilah problem penghargaan kita terhadap Bahasa Indonesia.

Tidak pantaskah bahasa Indonesia untuk diekspor? Secara nasionalis, harus dijawab bahwa bahasa Indonesia sangat layak dijadikan pendamping bahasa internasional. Tetapi jawaban tersebut harus disikapi secara realistis dengan disertai tindakan nyata dan bukan sikap nasionalisme semata, misalnya dengan mempromosikan kemahiran berbahasa Indonesia bagi orang Indonesia. Para sarjana lulusan perguruan tinggi harus memiliki kualifikasi mahir berbahasa Indonesia. Bukankah peraturan semacam itu sudah diterapkan untuk penguasaan bahasa Inggris? Tujuan dari kualifikasi mahir berbahasa Indonesia ialah untuk menciptakan kemahiran berbahasa Indonesia secara sistematis dan massal. Selama ini, kemahiran berbahasa Indonesia hanya diperoleh secara alamiah, kecuali bagi para pelajar yang mengarahkan minat studinya pada bidang bahasa Indonesia.

Dengan kemahiran berbahasa Indonesia, secara otomatis akan menciptakan filter terhadap ancaman reduksi Bahasa Indonesia menjadi bahasa prokem yang semakin memperlebar jurang pemisah antara bahasa Indonesia yang “formal” dan yang “tidak formal”. Rasa-rasanya, rakyat dan birokrat, pejabat dan pengusaha, pengajar dan pelajar, wajib memupuk kebanggaan terhadap bahasa Indonesia yang ditunjukkan dengan cara menguasainya secara baik dan benar.

Analisis

Dari artikel yang saya posting sebelumnya terdapat beberapa-beberapa kesalahan baik dalam penulisan, pengejaan kata, tanda baca,  penggunaan tutur kata yang kurang tepat, dan kata yang terkesan mubazir karena penggunaan dua kata yang mengandung satu arti. Misalkan pada paragraf ini Pejabat Kementerian Luar Negeri Indonesia menyatakan ada 45 negara di dunia yang mengajarkan bahasa Indonesia di sekolah-sekolah luar negeri, misalnya Australia, Amerika Serikat, Kanada dan Vietnam.penggunaan tanda baca seperti koma (,) pada kata “Kanada dan Vietnam., yang seharusnya Kanada, dan Vietnam.”.

Dapat kita lihat juga pada paragraf berikut “Perlu kita akui, Bahasa Indonesia memang semakin diminati warga dunia. di Australia, bahasa Indonesia merupakan bahasa paling populer keempat. ada sekitar 500 sekolah pada tingkat pendidikan dasar yang mengajarkan bahasa Indonesia disana (187 diantaranya berada di Australia Barat), dan biasanya Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang wajib dipelajari di tingkat sekolah dasar.” , terdapat  kesalahan dalam penulisan huruf kecil, dan huruf besar seperti pada kata “Bahasa Indonesia memang semakin diminati warga dunia. di Australia, bahasa Indonesia, di awal menggunakan huruf besar, sedangkan di akhir menggunakan huruf kecil. Juga pada penggalan kalimat  populer keempat. ada sekitar 500 sekolah”, setelah tanda titik (.) seharusnya pada kata “ada” akan menjadi huruf besar, seperti ini “Ada”. Hal tersebut juga ada pada penggalan kalimat di paragraf lainnya, seperti  berikut “bahasa Indonesia. hal ini dapat dilihat”, sama seperti sebelumnya penggunaan tanda baca, dan juga penggunaan huruf besar, dan huruf kecil selalu luput dari pandangan penulis. Misalkan pada penggalan kalimat  ini “kebanggaan daripada mahir berbahasa Indonesia.”, pada kata yang di tebalkan seharusnya di pisahkan dengan spasi, sehingga menjadi seerti ini “kebanggaan dari pada mahir berbahasa Indonesia.”. Mungkin masih banyak sekali kesalahan dalam penggunaan tanda baca, penggunaan huruf besar, dan huruf kecil dalam artikel diatas.

Pada kalimat berikut “Dengan penguatan bahasa Indonesia di semua lini kehidupan akan menciptakan bahasa Indonesia yang prima.”, bila kita perhatikan terdapat penggunaan kata yang kurang tepat, seperti “bahasa Indonesia di semua lini kehidupan”, pada kata yang ditebalkan mungkin sebaiknya ditulis dengan kata “sisi”, sehingga kata yang dibaca tidak terlalu asing untuk di dengar.

Pada paragraf berikut “Dengan kemahiran berbahasa Indonesia, secara otomatis akan menciptakan filter terhadap ancaman reduksi Bahasa Indonesia menjadi bahasa prokem yang semakin memperlebar jurang pemisah antara bahasa Indonesia yang “formal” dan yang “tidak formal”. Rasa-rasanya, rakyat dan birokrat, pejabat dan pengusaha, pengajar dan pelajar, wajib memupuk kebanggaan terhadap bahasa Indonesia yang ditunjukkan dengan cara menguasainya secara baik dan benar.” , alangkah baiknya kita menggunakan kata-kata yang lebih efisien, dan tidak berlebihan, agar informasi yang disampaikan dapat ditangkap dengan baik, misalkan seperti ini Dengan mahir berbahasa Indonesia, maka akan dapat menyaring bahasa indonesia dari ancaman bahasa prokem(bahasa gaul anak remaja) yang dapat memisahkan bahasa Indonesia yang “formal”, dan yang “tidak formal”. Seharusnya masyarakat, dan pemerintah bangga dengan bahasa indonesia, dengan cara menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar.”.

Inilah beberapa gambaran kesalahan penulisan, baik pengejaan, penggunaan huruf besar, dan kecil dan penggunaan bahasa yang kurang tepat, serta tanda baca yang kerap kali luput dari pandangan  yang  terdapat dalam artikel yang telah diposting sebelumnya.

Menganalisa kesalahan penulisan, penggunaan kata, tanda baca, penggunaan tutur kata yang kurang tepat pada artikel “Sepak Terjang Bahasa Indonesia di Dunia Internasional”

Posted by : Adam Nazmul 0 Comments


Pada tullisan kali ini saya memilih judul Capung. Mengapa saya akan membahas tentang capung, sebab capung adalah serangga yang sangat indah dan setiap jenisnya memiliki warna yang berbeda-beda sehingga sangat cantik bila dijadikan sebagai objek fotographi. Baiklah langsung saja.

Capung merupakan serangga dari kelas Ordo Odonata. Serangga yang satu ini di kabarkan telah ada pada saat jaman purba, mereka telah ada sejak 300 juta tahun yang lalu. Fosil yang telah ditemukan memiliki ukuran sayap hingga 3 meter. Serangga yang satu ini mempunyai peran yang sangat penting dalam kehidupan lingkungan. Serangga ini bisa menjadi indikator lingkungan di sungai, karena capung hidup dan berkembang biak tidak jauh dari air. Maka dari itu capung selau mencari sungai yang jernih dan tidak tercemar.

Itulah sedikit pembahasan mengenai Capung. Yang akan saya bahas disini adalah pengalaman saya dengan serangga yang satu ini. Capung sangat identik dengan datangnya musim gugur. Pada 15 tahun yang lalu Capung mudah sekali kita jumpai di sekitar halaman rumah kita, kita sering menangkapnya dan melepaskannya kembali. Namun berbeda dengan sekarang keberadaan serangga ini mulai sulit untuk di temui. Karena faktanya sekarang sudah sulit lagi mencari ruang terbuka hijau seperti taman, dan lainnya, sungai yang kotor karena limbah rumah tangga, dan limbah pabrik, lalu padatnya pemukiman, dan tingkat polusi yang sangat tinggi. Mungkin faktor inilah yang memungkinkan sulitnya kita menemui serangga ini. Padahal serangga ini berfungsi sebagai indikator dalam kehidupan lingkungan. Mungkinkah lingkungan yang kita tempati telah tercemar sehingga serangga ini enggan singgah, ataukah populasi serangga ini yang semakin sedikit dan terancam punah, karena dikabarkan kalau serangga ini populasinya di dunia mulai berkurang karena pencemaran lingkungan, dan dampak dari pemanasan global. Mari bersama-sama kita jaga lingkungan tempat tinggal kita dari polusi lingkungan dan efek pemanasan global agar serangga ini bisa kita lihat lagi, dan bisa dilihat oleh generasi selanjutnya. Cara untuk menjaga lingkungan sangatlah mudah, kita mulai dari hal termudah dahulu , seperti niat diri sendiri untuk tidak mencemari lingkungan tempat tinggal kita, tidak membuang sampah sembarangan, dan lainnya.

Sekian tulisan ini saya buat untuk kita sadari kalau kita harus menjaga linkungan tempat tinggal kita, agar terbebas dari pencemaran lingkungan, dan efek pemanasan global. Agar kita bisa menikmati pemandangan alam yang indah yang di hiasi oleh tumbuhan, hewan, serta serangga yang indah. Marilah kita jaga bumi kita dan isinya agar tidak punah, hingga generasi yang akan datang dapat melihat flora dan fauna yang sangat indah dan beragam.

Capung

Posted by : Adam Nazmul 1 Comment


Pada tulisan kali ini saya akan berbagi pengalaman tentang hidup saya. Piring Terbang??? Yap, kenapa saya memilih judul ini, karena ini berdasarkan pengalaman saya waktu masih umur 12 tahun.

Piring terbang atau biasa di sebut dengan UFO (Unidentified Flaying Object) adalah istilah yang digunakan untuk mengidentifikasikan suatu benda atau objek asing yang melayang. Kejadian itu pada saat petang, kira-kira selepas maghrib, dalam keadaan listrik didesa  padam. Peristiwa itu sebenarnya tidak saya sadari sama sekali, karena pada saat itu saya tidak sengaja melihat ke langit, dan saya melihat setitik cahaya berwarna biru yang saya sadari seperti bintang yang sering saya lihat. Namun ketika saya amati kembali ternyata dugaan saya kalau itu adalah bintang itu salah, sebab setelah diamati kurang lebih selama satu menit ternyata cahaya yang saya maksud bintang, bergerak dengan cepat, dan melakukan manufer layaknya pesawat tempur, namun kecepatan dan kesetabilannya mengalahkan pesawat tercepat didunia (Falcon HTV-2). Piring terbang tersebut berputar-putar sebanyak 3 kali dengan cepat, setelah itu menghilang begitu saja ke arah barat. Selepas hilangnya Piring Terbang itu, selepas itulah listrik di desa  menyala kembali.

Ya, itulah sedikit pengalaman tentang hidup saya. Mungkin ada yang percaya atau tidak dengan pengalaman yang saya alami, tapi inilah kehidupan, kita tidak tahu ada apa di luar sana. Mungkin inilah  rahasia kebesaran sang maha pencipta, karena sejatinya kita hidup tidak sendiri, dan kita hidup berdampingan satu sama lain.

Piring Terbang

Posted by : Adam Nazmul 0 Comments

- Copyright © 2013 Kin (Adam Nazmul) - Shiroi - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -